Mengenal Sejarah Desa Alassumur Bondowoso oleh KKN 309 Universitas Jember

- Senin, 1 Agustus 2022 | 15:18 WIB
Mahasiswa KKN UNEJ Kelompok 309 di Desa Alassumur, Kecamatan Pujer, Bondowoso.
Mahasiswa KKN UNEJ Kelompok 309 di Desa Alassumur, Kecamatan Pujer, Bondowoso.

Harian Jember - Mahasiswa KKN Universitas Jember kelompok 309 bersiap mengembangkan potensi Desa Alassumur, Kecamatan Pujer, Kabupaten Bondowoso.

Langkah awal untuk mengembangkan potensi desa yaitu mengetahui kondisi geografis dan sejarah dari Desa Alassumur. Desa tersebut terdiri dari 2087 jiwa penduduk dengan luas daerah 308 hektar dan ketinggian 406 mdpl di Kecamatan Pujer, Bondowoso.

Bondowoso merupakan daerah yang terkenal dengan produk kopi dan olahan singkong (Tape). Namun, desa ini memanfaatkan pertanian dan peternakan dalam menggerakkan roda perekonomian. Hasil pertanian yang sebagian besar berupa sayuran, padi dan jagung menjadi makanan pokok Desa Alassumur. Selain pertanian, desa ini dikenal sebagai desa wisata dengan ikon berupa wisata Rawa Indah Almour.

Mengenai sejarah Desa Alassumur yang dimulai dari kedatangan seorang kyai di daerah Bondowoso. Ketika sang kyai menapakkan kaki, bekas tapak kaki tersebut mengeluarkan air yang terus mengalir.

Atas kejadian itu kyai tersebut bingung dan khawatir kalau air ini akan menenggelamkan daratan Bondowoso. Ia pun berdoa dengan teguh berharap permasalahan air tersebut dapat diatasi sembari mencari sebuah solusi.

Sampai akhirnya, kyai itu mendapat ilham atau semacam perintah. Ia menggunakan serabut aren untuk menyumbat pancuran air tersebut. Karena air telah berhenti, genangan air di sekitar juga tidak tambah meluas dan telah menjadi sebuah rawa.

Kendati demikian, rawa tersebut menjadi tempat pembuangan manusia yang dibunuh. Masyarakat sekitar percaya apabila ada seseorang yang menemukan manusia yang mati mengapung, maka ia akan mendapatkan musibah tujuh turunan.

Doktrin tersebut akhirnya dihentikan oleh seorang pemuda dari desa seberang bernama Buju Karu. Bahkan, upaya dari Buju Karu terdengar sampai ke fraksi Belanda.

Karena dianggap menyelamatkan masyarakat sekitar, Belanda pun menunjuknya sebagai Kepala Desa setempat. Setelah menjabat, ia bingung akan menamai desa ini apa.

Saat ia menemukan sebuah sumur kecil di tengah-tengah rawa, Buju Kara pun mendapatkan ide menamai desa dengan sebutan Desa Alas Sumur.

Desa Alassumur yang terdiri dari 6 dusun, yaitu Dusun Krajan, Taman, Taman Indah, Lucu Krajan, Alassumur Utara, dan Alassumur Selatan.***

Editor: Fabby Nidufias D

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terpopuler

X